Kamis, 9 Mei 2019 tepatnya 5 Ramadhan 1440 H, Nurussalam kerawuhan
Bapak Zaky Muhammad yang menjadi pengisi Mauidzoh Hasanah. Di awal Mau’idzhohnya, beliau menyampaikan bahwasannya
kemauan kita berpuasa menunjukkan
keimanan kita. Sedangkan, nikmat manusia adalah dianugerahi iman.
Beliau menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan bonus. Mengapa? Karena
pada Bulan Ramadhan, pahala dilipatgandakan dibanding bulan-bulan lain. Selain
itu beliau juga menjelaskan tentang apa yang disebut dengan bonus dalam Bulan
Ramadhan yaitu adanya Malam Lailatul Qadr. Malam tersebut memiliki keagungan lebih baik dari seribu
bulan dan siapapun yang mendapatkan malam Lailatul Qadr, maka ia akan
dibebaskan dari siksa neraka.
Sebagai seorang hamba yang haus akan rahmat Allah, alangkah baiknya
untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Salah satunya berusaha untuk mendapatkan
malam Lailatul Qadr. Lalu kapan waktu yang
tepat untuk mempersiapkan malam tersebut? Persiapannya yaitu tak hanya
dilakukan dari akhir bulan Ramadhan saja. Akan tetapi persiapan dilakukan dari
malam 1 Ramadhan, bahkan alangkah lebih baik
mempersiapkannya dari bulan Rajab. Mengapa persiapannya harus dilakukan
jauh-jauh hari? Seperti yang telah tertera dalam qasidah yang biasa
disenandungkan,
اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Nah dari bait qasidah tersebut kita dapat melihat, sebelum
datangnya Ramadhan ada Bulan Sya’ban. Sedangkan, di bulan Syaban
terdapat nishfu sya’ban yang mana rasulullah menyukai bulan ini. Rasulullah
sangat menggemari puasa di Bulan Rajab dan Sya’ban. Hal tersebut sesuai dalam hadits yang
berbunyi:
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ.....
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ،
فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Catatan amal akan diangkat pada nisfu sya’ban. Jika pada hari-hari biasa catatan amal hanya diperlihatkan, misalnya : pada hari Senin catatan amal kita diperlihatkan kepada Nabi Muhammad SAW, hari Kamis catatan amal kita diperlihatkan kepada leluhur. Maka pada nisfu sya’ban catatan amal akan diperbarui dengan catatan baru dilaporkan kepada Allah. Lalu pada Malam Lailatul Qadr, catatan amal tersebut dilaporkan kepada Allah lalu disahkan.
Setelah diketahui waktu
mempersiapkan Malam Lailatul Qadr, maka kita harus mengetahui tentang
sesuatu yang harus dilakukan untuk
mendapatkan Malam Lailatul Qadr yaitu, puasa, sholat tarawih dan membaca
al-Qur’an. Makna puasa untuk mendapatkan malam tersebut, yaitu untuk melemahkan
syahwat dan mengendalikan nafsu, sehingga ketika datangnya Malam Lailatul Qadr,
manusia sudah pantas untuk menerimanya. Kemudian beliau menjelaskan, bahwa dalam Sholat Tarawih lebih diutamakan
untuk memperbanyak bacaan al-Qur’an. Hal ini berhubungan dengan syarat ketiga
untuk mendapatkan Malam Lailatul Qadr yaitu membaca al-Qur’an. Ada dua metode
membaca al-Quran: 1) Tilawah, yaitu membaca al-Qur’an degan berkelanjutan. 2)
Qira’ah, yaitu membaca al-Qur’an dengan tadabbur/ perenungan makna-maknanya.
(aeninnafs/red)
0 komentar:
Posting Komentar