اخرج من اوصاف بشريتك عن
كل وصف مناقض لعبود يتك لتكون لنداء الحق مجيبا ومن حضرته قريبا
“Berjuanglah untuk keluar dari sifat
basyariah yang bisa menjauhkan mu dari ibadah. Supaya panggilan Allah kamu
penuhi dan padaNya kamu dekat.”
Ibnu Athoillah memberi nasehat kepada kita untuk
berusaha keluar dari sifat basyariyah kita. Sifat basyariyah adalah sifat dimana adanya keinginan untuk memenuhi
kebutuhan ragawi. Pada
dasarnya sifat basyariyah (Manusia) yang berhubungan dengan Agama ada 2:
1. Sifat yang berhubungan dengan dhohir (lahir)
yaitu “Amal perbuatan”, hal ini dibagi 2:
a. Sifat yang sesuai dengan harapan yakni
“Taat”
b. Sifat yang tidak sesuai “Maksiat”
2. Sifat yang berhubungan dengan batin yaitu
“Keyakinan” dibagi 2 lagi:
a. Sifat yang sesuai dengan hakikat yakni
“Iman dan Ilmu”
b. Sifat yang tidak sesuai dengan hakikat
yakni “Munafik dan Bodoh”
Sifat yang berhubungan dengan dhohir ini diistilahkan
sebagai “Fiqih”, sedangkan sifat yang berhubungan dengan batin diistilahkan
sebagai “Tasawuf” dan itu semua sifat yang dimiliki oleh manusia. Dan dapat
dipastikan dhohir itu mengikuti batin karena disini diibaratkan kalau hati itu
adalah raja sedangkan raga itu adala prajurit. Sesuai hadis Nabi Muhammad SAW yang
bersabda :
أَلآ وَإِنَّ فِي
الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ
فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلآ وَهِيَ الْقَلْبُ
Supaya kita bisa dekat dengan Allah dan
dapat memenuhi panggilannya, menurut Ibnu Ato’illah kita harus berjuang untuk keluar
dari sifat basyariyah yang buruk, baik itu yang bersifat dhohir
semisal : ghibah, namimah, membunuh, menyiksa. Ataupun yang bersifat batin seperti : sombong, ujub, riya’, dengki, hasud, cinta
harta dan kedudukan. Sifat-sifat tersebut mampu menghalangi kita
menuju sifat ubudiyah. Tidak hanya berupa ibadah saja, sifat ubudiyah bisa
diartikan segala aktivitas yang mengarah pada kehambaan.
Ketika seorang hamba sudah mampu menjauhi sifat-sifat basyariyah yang
buruk, maka perjalanannya menuju sifat ubudiyah tidak ada penghalangya.
Sehingga terbentuklah kedekatan antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya. Ketika kedekatan sudah terwujud, maka untuk menembus satir ijabah
sebuah permintaan tidak akan susah terealisasi.
0 komentar:
Posting Komentar