![]() |
Masa Orientasi Santri Baru Komplek Nurussalam Putri 2017 |
Diantara
banyaknya komplek yang ada di Pondok Pesantren Al- Munawwir, Nurussalam adalah
salah satu pondok puteri pertama di Krapyak yang didirikan oleh Nyai Hj.
Salimah Munawwir. Setiap tahunnya, Komplek Nurussalam Putri membuka penerimaan
santri baru yang hendak belajar kitab maupun menghafal Al- Qur’an di komplek
Nurussalam. Tak kenal. maka tak sayang. Oleh karena itu, setiap santri
baru diwajibkan mengikuti rangkaian acara Masa Orientasi Santri Baru (MOSAB) untuk
lebih mengenal Pondok Pesantren Al- Munawwir khususnya komplek Nurussalam,
serta ajang perkenalan dengan santri baru lainnya.
Kali ini, MOSAB Nurussalam Putri dilaksanakan pada tanggal 1- 3 Desember 2017 yang diikuti
oleh seluruh santri baru putri dengan jumlah sekitar 50 anak. Acara ini dibuka
oleh pengasuh Komplek Nurussalam yakni Abah K.H Fairuzi Afiq Dalhar. Disinilah
seluruh santri diperkenalkan mengenai lingkungan kepesantrenan dan ke- aswaja-
an. MOSAB tahun ini mengusung tema “Menyiapkan Santri Berakhlaqul Karimah dalam
Era Milenial”. Dalam pembukaan MOSAB ini, abah uzi berpesan bahwa tujuan mondok
adalah untuk mengaji dan Tholabul ‘ilmi, oleh karena itu jangan sekali- kali
mengesampingkan ngaji. Menjadi seorang santri haruslah mampu menjadi contoh
bagi masyarakat, mampu menjaga sikap dan tutur kata layaknya santri. Jangan sampai
santri tidak ada bedanya dengan yang bukan santri. Begitulah pesan abah dalam
pembukaan MOSAB santri baru pada malam pembukaan 1 Desember 2017.
Setelah acara
pembukaan selesai, rangkaian acara lainnya telah menanti untuk dilaksanakan. Materi
pertama mengenai Ke- Almunawwiran. Dalam materi ini, seluruh santri
diperkenalkan mengenai sejarah berdirinya Pondok Pesantren Al- Munawwir,
pendirinya, serta dzurriyah. Dipaparkan bahwa Pondok Pesantren Al- Munawwir
didirikan oleh kyai hebat dengan perjuangan dan tirakat beliau yang juga luar
biasa. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak orang- orang hebat diluar sana
seperti para pejabat negara, kyai dan ulama besar banyak yang dilahirkan dari
Pondok Pesantren Al- Munawwir. Menjadi suatu kebanggaan bisa beerkesempatan
menuntut ilmu serta menjadi bagian dari keluarga Pondok Pesantren Al- Munawwir
ini.
Selain
diperkenalkan mengenai Ke- Al munawwiran dan seluruh komplek di Pondok
Pesantren Al- Munawwir Krapyak, kami juga diberikan materi mengenai Ke- aswaja-
an dan Ke- NU an oleh Bapak. K.H Fuad Asnawi. Pondok Pesantren Krapyak,
termasuk komplek Nurussalam, merupakan pondok salafiyah Nahdlatul Ulama yang
berbasis Ahlussunnah Wal Jama’ah. Lagu cinta tanah air yang sangat populer
dikalangan santri NU adalah “Syubbanul Wathan” karya K.H Wahab Chasballah. Tak
hanya unggul dalam popularitas, lagu ini juga memiliki arti serta nada yang
tentunya membangkitkan semangat para santri serta menumbuhkan kecintaan kepada
negeri Indonesia.
Tidak cukup
sampai disitu materi dari rangkaian acara MOSAB kali ini, sebab masih ada lagi
rangkaian acara yang belum dilaksanakan. Pada hari berikutnya, kami menerima
materi mengenai kepemimpinan yang disampaikan oleh Gus Faiq Muhammad juga
pelatihan menulis huruf arab pegon oleh Fadloilul Latifah.
Dengan
mengikuti Mosab ini, banyak sekali ilmu yang kami dapatkan. Disini kami
diajarkan untuk mengabdi dan memiliki sikap tawadhu’ kepada para ustadz dan ustadzah, sebab mengabdikan diri kepada guru lebih utama daripada belajar untuk mengejar
ilmu. Dengan mengabdi kepada guru, maka akan mendapat barokah beliau. Begitulah
pesan yang disampaikan oleh Gus Faiq dalam materi kepemimpinan.
Di penghujung
rangkaian acara, ada hal menarik yang perlu dilakukan santri baru yakni jalan
kaki menuju maqbaroh dzurriyah krapyak yang berjarak kurang lebih 6 Km dengan
mengenakan sarung. Hal ini unik karena santri putri yang tidak biasa mengenakan
sarung tentu merasa kesulitan dan kerepotan harus berjalan sejauh itu. Akan
tetapi, sarung merupakan identitas dari santri baik putra maupun putri. Sarung
menggambarkan kesederhanaan layaknya kehidupan para santri di pesantren yang
penuh kesederhanaan. (Nurlailatul Rohmah/ Nailil Fithriyyah)
buat tulisan lagi dong min
BalasHapus