"Damai Menyejukkan" Official Blog of Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Nurussalam

Video of the Day

Mei 16, 2018

Menilik Keistimewaan Ramadhan dibanding Bulan Lainnya


Source: google.com
Ramadhan secara bahasa merupakan bentuk masdhar dari kata رمض yang artinya panas (red: membakar dosa). Menurut Abdullah alfakihy kata  Ramadhan merupakan isim ghairu munshorif  (red : isim yang tidak bisa kemasukan tanwin dan tanda jernya menjadi fathah jika isim tersebut dijerkan) sebabnya karena ramdhan merupakan isim ‘alam (isim yang berarti nama) dan pada akhir ada 2 tambahan alif dan nun[1].
Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, penuh ampunan, penuh dengan pahala dan bulan yang penuh dengan kemuliaan. Pada bulan Ramadhan ini pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup syaitan-syaithan dibelenggu. Di bulan Ramadhan juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari  malam seribu bulan yang kerap disebut lailatul qadr.
Allah sangat memuliakan bulan ini karena juga merupakan waktu dimana kitab-kitab dan suhuf (wahyu yang turun tetapi tidak dibukukan) diturunkan. Seperti suhufnya nabi Ibrahim yang turun pada malam pertama bulan Ramadhan, kitab Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa As pada malam ke-6 bulan Ramadhan, kemudian diturunkanya suhufnya nabi Ibrahim 700 tahun kemudian, kitab Zabur yang diturunkan kepada nabi Daud As pada malam ke-12 bulan Ramdhan setelah 500 tahun diturunkanya kitab Taurat, kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa As pada hari ke-18 bulan Ramdhan setelah 1100 tahun diturunkannya kitab Zabur , kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW pada malam ke-27 bulan Ramadhan setelah 620 tahun diturunkannya kitab Injil [2].
Nabi Muhammad juga sangat memuliakan bulan Ramadhan, Ibnu Abbas pernah meriwayatkan suatu hadits yang berbunyi :
لو تعلم امّتي ما في رمضان لتمنواان تكون السنة كلّها رمضان

Artinya ; “Andaikan umatku mengetahui apa yang terkadung dalam bulan Ramadhan niscaya mengharapkan setiap tahun agar selalu menjadi Ramadhan”
Pada bulan Ramadhan, terdapat kebaikan yang terkumpul yang membuatnya berbeda dengan bulan- bulan lainnya seperti dikabulkannya do’a, dosa- dosa diampuni bahkan pintu surga merindukan orang yang menjalankan puasa wajib pada bulan mulia tersebut.
Terdapat 3 macam tingkatan orang yang berpuasa yaitu[3] :
a.       Puasa awam (puasanya orang biasa) yaitu puasa yang hanya menahan lapar, minum dan farji dari perkara yang mendatangkan syahwat.
b.      Puasa khas (puasanya orang- orang shalih) yaitu puasa yang tidak hanya menahan segala hal pada tingkatan pertama, akan tetapi juga menahan pendengaran dari omongan yang jelek, menahan lisan dari berbicara kotor, menahan penglihatan yang mengundang syahwat, menahan tangan dan kaki agar terhindar dari perilaku yang mendatangkan kejelekan.
c.       Puasa khasul khawas (para Nabi) yaitu puasa hati dari kesusahan dunia, terlalu memikirkan perkara duniawi, dan hanya memikirkan Allah dalam setiap kegiatannya.
Pada bulan Ramadhan, segala hal dihitung dengan bobot nilai ibadah. Bahkan menghadiri majelis ilmu dalam bulan Ramadhan pahalanya sangatlah banyak yakni ganjaran setiap langkahnya dihitung sebagai ibadah selama setahun. Sesuai dengan hadits nabi berikut ini:
عن انس بن مالك رضى الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال من  حضر مجلس العلم في رمضان كتب الله بكل قدم عبادة سنة....,..  ومن قضى حاجة أخيه المسلم في رمضان قضى الله تعالى له ألف حاجة يوم القيامة.
Artinya : “ Diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra, Nabi Muhammad telah bersabda : “Barang siapa yang menghadiri majlis ilmu (mencari ilmu) maka bagi tiap-tiap langkahnya dihitung sebagai ibadah setahun,…dan barang siapa yang mengabulkan hajatnya saudaranya sesama muslim didalam bulan Ramadhan maka Allah mengabulkan baginya (read: orang tersebut)  seribu hajat di hari kiamat ” wallahu a’lam[4].
Oleh karena itu, hendaknya kita mampu memuliakan dan menyambut bulan Ramadhan ini dengan penuh suka cita sebagaimana ia dimuliakan oleh Allah dan Rasulnya. Terlebih lagi ganjaran yang berlipat ganda serta keutamaan lainnya yang tidak akan ditemukan pada bulan selain Ramadhan membuat kita seharusnya mampu memanfaatkan momen ini sebagai ajang bermuhasabah diri dan semakin mendekat kepada Allah dan memupuk keimanan agar senantiasa bertambah serta agar kita dapat mendapatkan kemulian dan keridhoan dari Allah SWT, Amiin.
Semangat nderes, semangat ngaji semangat berbuat baik dan semangat dalam menjalankan puasa pada Ramadhan ini. Semoga bermanfaat !!! (MA/ Nailil Fithriyyah)



[1] Kitab Safinatun Naja hal. 8 cetakan Darul ‘Ilm
Kitab Durrotin Nashihin hal 8 cetakan Haramain [2]
[3] Kitab Durrotin Nashihin hal 12 cetakan Haramain dan Kitab Kasyifatun Naja hal. 8 cetakan Darul ‘Ilm
[4] Kitab Durrotin Nashihin hal 9 cetakan Haramain



Nurussalam

Author & Editor

Tim NUSA Media



0 komentar:

Posting Komentar

Social Time

Facebook
Like Us
Google Plus
Follow Us
Instagram
Follow Us
Youtube
Subscribe Us

Subscribe to our newsletter

(Get fresh updates in your inbox. Unsubscribe at anytime)