Akhirnya tumpahlah suatu pertumpahan
Dimana imaji tak lagi mampu mengimbangi
Suatu pertumpahan yang telah lama menghiasi dunia ide
Berteman nafas beralun musik darah dengan ritme degupan jantung
Begitu cerobohnya kau menduakan niat-niat
Sehingga dengan mudahnya mencampakkanku
Membiarkan niat sekundermu tumbuh lebat di kebon belakang
Menari-nari bersama rumput ilalang yang tersapu angin malam
Bangunlah dari tidur panjangmu yang terjaga
Sudahkah kau merasa cukup dengan hanya meneguk segelas air mineral
Atau kini kau merasa bahwa harus meminum air laut
Saat menyadari betapa kerdilnya ilmumu dihadapan samudra
Bagaimana bisa aku bersembunyi hilang ditelan ufuk senja
Sementara kau begitu asyik memainkan peran snobistis
Betapa pengecutnya kau berdiam diri dalam kebodohan
Kenapa harus aku yang mengukur dalamnya kekosongan ilmu kamu
Apa sih yang sebenarnya kau cari di Nurussalam ???
Pertanyaan itu akan mengalir disungai menuju laut menjadi samudra ketidaktahuanmu.
oleh : Si peci miring

0 komentar:
Posting Komentar