"Damai Menyejukkan" Official Blog of Pondok Pesantren Al-Munawwir Komplek Nurussalam

Video of the Day

Maret 01, 2022

Peringatan Isra’ Mikraj 1443 H serta Pesan Penting kepada Pengurus dan Santri




“Dengan adanya peringatan Isra’ Mikraj ini tentu dapat menambah kecintaan kita terhadap Nabi Muhammad SAW” begitulah urgensi pesan yang disampaikan Abah Uzi pada peringatan Isra’ Mikraj kemarin malam. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Pondok Pesantren Nurussalam Krapyak selalu mengadakan kegiatan peringatan Isra’ Mikraj di Bulan Rajab. Peringatan Isra’ Mikraj di Pondok Pesantren Nurussalam Krapyak tahun ini berbarengan dengan agenda pelantikan pengurus pondok. Sehingga selain mengadakan pengajian, rangkaian acara di dalamnya juga terdapat pembacaan ikrar pengurus, serah terima jabatan pengurus lama kepada pengurus baru, dan sambutan oleh ketua lama serta ketua baru.  Acara berjalan dengan penuh khidmat dan lancar dengan mengusung tema “Aktualisasi Isra’ Mi’raj dalam Membangun Jiwa Leadership Santri”.

Dalam sambutannya, Abah KH. Fairuzi Afiq menyampaikan bahwa jika tidak ada peringatan seperti ini, kita akan semakin tidak kenal dengan Rasulullah SAW. Bagaimana kita tidak berterima kasih kepada beliau, dengan mengingat beliau dalam memikirkan umatnya sangat luar biasa. Kita tidak mengenal beliau karena perbedaan zaman. Tetapi saat beliau akan meninggal dunia, yang beliau sebut adalah umatnya sampai 3 kali. “Semoga kita diakui menjadi umatnya” doa Abah. Nabi juga mendoakan umatnya masuk surga, kecuali bagi orang yang tidak mau mengikuti Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Bahkan nabi tidak rela ketika umatnya yang berada di yaumul qiyamah belum masuk surga semua. Abah menekankan kembali bahwa dengan hal inilah kita bisa menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, karena hanya nabilah satu-satunya yang akan memberikan syafaat. Maka hanya beliaulah yang harus kita cintai melebihi makhluk yang ada di dunia ini.

Selain itu, Abah juga memberikan pesan penting kepada pengurus dan santri untuk selalu ingat tujuan dari rumah ke pondok. Mengingat akan pesan Almaghfurlah Simbah KH. Dalhar Munawwir “Pokoke nek nang nurussalam iki nek ora ngaji yo mulang, nek ora mulang yo ngaji. Bapak kayak-kayaknya tidak rela kalau nurussalam ini hanya dijadikan tempat tinggal tetapi anak-anak tidak mau mengaji dan belajar.” Pondasi dasar bagi santri maupun pengurus adalah manakala sudah merasa bahwa dirinya besar dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Insyaallah akan dapat mencapai tujuan dan berhasil dengan baik serta dapat mengeluarkan ide-ide yang cemerlang untuk kemajuan pondok pesantren. Di akhir sambutannya beliau menekankan lagi kepada santri untuk ayo dewasa, ayo ngaji, ayo mulang, ayo belajar, ingat tujuan dari rumah di pondok yaitu menuntut ilmu, dan menuntut ilmu adalah hal yang luar biasa. Kemudian ditutup dengan harapan pengurus baru bisa lebih baik dari pengurus yang sebelumnya, amin.

     Tidak hanya sampai disini, bapak KH. Dr. Suhadi Chozin selaku pembicara juga menyampaikan pesan penting kepada para santri untuk semangat dalam tafaqquh dan ta’allum fiddin di pondok pesantren. Tantangan santri setelah keluar dari pondok itu sangat beragam. Santri harus punya kemandirian agar bisa bersaing. Dan tentunya tradisi-tradisi di pesantren yang sudah diajarkan oleh para masyayikh yaitu ubudiyah ‘ala ahlussunah wal jama’ah an-nahdliyah jangan sampai luntur ketika kelak berjuang di masyarakat dalam bidang apa saja, entah itu menjadi guru, menjadi pengusaha, menjadi petani dan lain-lain. Beliau juga berpesan kepada santri untuk tidak menyia-nyiakan waktunya dalam belajar di pondok, karena di pondok pesantren ini kita memiliki sanad keilmuan yang jelas dari para masyayikh bukan dari mengaji lewat media sosial.

Beliau juga menambahi sekaligus menekankan bahwa leadership tidak hanya menyangkut persoalan kita sebagai santri ketika mengatur di pesantren tapi nanti kalau sudah selesai, di masyarakat harus punya jiwa leadership yang baik pula. Santri harus punya kemandirian yang kuat, tidak harus kaya tapi seberapapun kita bisa bergerak di dakwah yang tidak menggantungkan kepada yang lain.

Dari peristiwa Isra’ Mikraj, Bapak Suhadi menyampaikan bahwa perilaku sholat kita sebagai santri harus bisa menjadi contoh bagi yang tidak santri, yaitu:

1.     1. Cara berpakaian ketika sholat, yakni tadharru’an dan taqarruban di hadapan Allah SWT harus mencerminkan adab yang baik untuk menjadi uswah hasanah kepada yang tidak nyantri.

2.     2. Waktu sholat, dalam hadist nabi bersabda أفضل الصلاة في أول وقتها “keutamaan sholat adalah di awal waktunya”.

3. Karena untuk kesempurnaan kita taqarrub kepada Allah SWT harus diprioritaskan dengan perilaku sholat yang baik.

            Terakhir, yakni pesan penting kepada pengurus. Jadilah pengurus yang bisa mengurus dirinya dan orang lain, jangan malah jadi pengurus yang diurus. Harapan dari pengasuh kepada pengurus agar pengurus dapat tuntas dalam masa periode kepengurusannya sebagai wujud dari tanggung jawab, dan program-program pengurus sebelumnya yang sudah baik untuk terus dilanjutkan dan selalu berinovasi agar lebih baik. Abah Uzi juga menyampaikan terimakasih kepada pengurus lama atas sumbangsihnya terhadap pondok pesantren, jazakumullah ahsanal jaza’ jazaan katsiro. Tapak tilas kalian selalu akan diingat dan perjuangannya semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Amin Yaa Rabbal ‘alamin.

 

(Tazkiyyatul Amanah, 01/03/2022)



Nurussalam

Author & Editor

Tim NUSA Media



2 komentar:

Social Time

Facebook
Like Us
Google Plus
Follow Us
Instagram
Follow Us
Youtube
Subscribe Us

Subscribe to our newsletter

(Get fresh updates in your inbox. Unsubscribe at anytime)