“Dengan
adanya peringatan Isra’ Mikraj ini tentu dapat menambah kecintaan kita terhadap
Nabi Muhammad SAW” begitulah urgensi pesan yang disampaikan Abah Uzi pada
peringatan Isra’ Mikraj kemarin malam. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Pondok
Pesantren Nurussalam Krapyak selalu mengadakan kegiatan peringatan Isra’ Mikraj
di Bulan Rajab. Peringatan Isra’ Mikraj di Pondok Pesantren Nurussalam Krapyak
tahun ini berbarengan dengan agenda pelantikan pengurus pondok. Sehingga selain
mengadakan pengajian, rangkaian acara di dalamnya juga terdapat pembacaan ikrar
pengurus, serah terima jabatan pengurus lama kepada pengurus baru, dan sambutan
oleh ketua lama serta ketua baru. Acara
berjalan dengan penuh khidmat dan lancar dengan mengusung tema “Aktualisasi
Isra’ Mi’raj dalam Membangun Jiwa Leadership Santri”.
Dalam
sambutannya, Abah KH. Fairuzi Afiq menyampaikan bahwa jika tidak ada peringatan
seperti ini, kita akan semakin tidak kenal dengan Rasulullah SAW. Bagaimana
kita tidak berterima kasih kepada beliau, dengan mengingat beliau dalam
memikirkan umatnya sangat luar biasa. Kita tidak mengenal beliau karena
perbedaan zaman. Tetapi saat beliau akan meninggal dunia, yang beliau sebut
adalah umatnya sampai 3 kali. “Semoga kita diakui menjadi umatnya” doa Abah. Nabi
juga mendoakan umatnya masuk surga, kecuali bagi orang yang tidak mau mengikuti
Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Bahkan nabi tidak rela ketika umatnya yang
berada di yaumul qiyamah belum masuk surga semua. Abah menekankan kembali
bahwa dengan hal inilah kita bisa menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW,
karena hanya nabilah satu-satunya yang akan memberikan syafaat. Maka hanya
beliaulah yang harus kita cintai melebihi makhluk yang ada di dunia ini.
Selain
itu, Abah juga memberikan pesan penting kepada pengurus dan santri untuk selalu
ingat tujuan dari rumah ke pondok. Mengingat akan pesan Almaghfurlah Simbah KH.
Dalhar Munawwir “Pokoke nek nang nurussalam iki nek ora ngaji yo mulang, nek
ora mulang yo ngaji. Bapak kayak-kayaknya tidak rela kalau nurussalam ini hanya
dijadikan tempat tinggal tetapi anak-anak tidak mau mengaji dan belajar.” Pondasi
dasar bagi santri maupun pengurus adalah manakala sudah merasa bahwa dirinya
besar dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk. Insyaallah akan dapat
mencapai tujuan dan berhasil dengan baik serta dapat mengeluarkan ide-ide yang
cemerlang untuk kemajuan pondok pesantren. Di akhir sambutannya beliau
menekankan lagi kepada santri untuk ayo dewasa, ayo ngaji, ayo mulang, ayo
belajar, ingat tujuan dari rumah di pondok yaitu menuntut ilmu, dan menuntut
ilmu adalah hal yang luar biasa. Kemudian ditutup dengan harapan pengurus baru
bisa lebih baik dari pengurus yang sebelumnya, amin.
Tidak hanya sampai disini, bapak KH. Dr. Suhadi Chozin selaku pembicara
juga menyampaikan pesan penting kepada para santri untuk semangat dalam tafaqquh
dan ta’allum fiddin di pondok pesantren. Tantangan santri setelah keluar
dari pondok itu sangat beragam. Santri harus punya kemandirian agar bisa
bersaing. Dan tentunya tradisi-tradisi di pesantren yang sudah diajarkan oleh
para masyayikh yaitu ubudiyah ‘ala ahlussunah wal jama’ah an-nahdliyah
jangan sampai luntur ketika kelak berjuang di masyarakat dalam bidang apa saja,
entah itu menjadi guru, menjadi pengusaha, menjadi petani dan lain-lain. Beliau
juga berpesan kepada santri untuk tidak menyia-nyiakan waktunya dalam belajar
di pondok, karena di pondok pesantren ini kita memiliki sanad keilmuan yang
jelas dari para masyayikh bukan dari mengaji lewat media sosial.
Beliau juga
menambahi sekaligus menekankan bahwa leadership tidak hanya menyangkut
persoalan kita sebagai santri ketika mengatur di pesantren tapi nanti kalau
sudah selesai, di masyarakat harus punya jiwa leadership yang baik pula.
Santri harus punya kemandirian yang kuat, tidak harus kaya tapi seberapapun
kita bisa bergerak di dakwah yang tidak menggantungkan kepada yang lain.
Dari peristiwa Isra’ Mikraj, Bapak
Suhadi menyampaikan bahwa perilaku sholat kita sebagai santri harus bisa
menjadi contoh bagi yang tidak santri, yaitu:
1. 1. Cara
berpakaian ketika sholat, yakni tadharru’an dan taqarruban di
hadapan Allah SWT harus mencerminkan adab yang baik untuk menjadi uswah hasanah
kepada yang tidak nyantri.
2. 2. Waktu
sholat, dalam hadist nabi bersabda أفضل الصلاة في أول وقتها “keutamaan sholat adalah di awal
waktunya”.
3. Karena untuk
kesempurnaan kita taqarrub kepada Allah SWT harus diprioritaskan dengan
perilaku sholat yang baik.
Terakhir,
yakni pesan penting kepada pengurus. Jadilah pengurus yang bisa mengurus
dirinya dan orang lain, jangan malah jadi pengurus yang diurus. Harapan dari
pengasuh kepada pengurus agar pengurus dapat tuntas dalam masa periode
kepengurusannya sebagai wujud dari tanggung jawab, dan program-program pengurus
sebelumnya yang sudah baik untuk terus dilanjutkan dan selalu berinovasi agar
lebih baik. Abah Uzi juga menyampaikan terimakasih kepada pengurus lama atas
sumbangsihnya terhadap pondok pesantren, jazakumullah ahsanal jaza’ jazaan
katsiro. Tapak tilas kalian selalu akan diingat dan perjuangannya semoga
mendapat balasan dari Allah SWT. Amin Yaa Rabbal ‘alamin.
(Tazkiyyatul
Amanah, 01/03/2022)
Subhanallah, Walhamdulillaah, Maju Terus Pak Lurah ku ❣️
BalasHapusAmiin
BalasHapus